LAPORAN RESMI
ILMU RESEP II
Pembuatan Basis
lanolin
Dosen Pembimbing
:Dyah RetnoIndriastuti, S. Farm,. Apt
Penyusun
Nama : Musyarofah
Nim : 48401120002
Semester : Tiga( 3 )
PROGRAM
STUDI D3 FARMASI
FAKULTAS
ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHADI SETIABUDI
Jl Diponegoro KM 02 Pesantunan Wanasari Brebes
Tahun Ajaran 2013/2014
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..................................................................................... .... ii
DAFTAR
ISI................................................................................................... .... iii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................... .... 1
1.1 Dasar
teori............................................................................................ .... 1
1.2 Tujuan
praktikum.................................................................................. .... 1
1.3 Alat
dan bahan..................................................................................... .... 2
1.4 Metode
praktikum................................................................................ .... 2
BAB
II PEMBAHASAN................................................................................ .... 3
2.1 Pembahasan
lanolin.............................................................................. .... 3
2.2 Perhitungan
dosis................................................................................. .... 5
2.3 Pembahasan
hasil praktikum................................................................. .... 5
BAB
III PENUTUP......................................................................................... .... 6
3.1 Kesimpulan........................................................................................... .... 6
DAFTAR
PUSTAKA
KATA
PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan
kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta karunianya yang sehingga
saya dapat menyelesaikan Laporan resmi Ilmu Resep II tepat pada waktunya yang
berisikan pembahasan tentang cara pembuatan Adeps Lanae .
Dengan harapan laporan ini dapat membantu manambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca serta dapat memberikan motivasi kepada kita.
Saya menyadari bahwa tugas ini
jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan tugas ini
Akhir kata saya ucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang berperan serta dalam penyelesaian tugas ini dari awal
sampai akhir. Semoga Allah SWT selalu merestui segala langkah kita amin.
Brebes, 9 Mei 2014
Musyarofah
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Dasar teori
Basis Salep Berdasarkan
Farmakope III, dasar salep dinyatakan sebagai bahan dasar yang biasa menggunakan
Vaselin putih. Tergantung dari sifat bahan obat dan tujuan pemakaian, dapat dipilih
salah satu bahan dasar berikut :
- Dasar salep senyawa
hidrokarbon vaselin putih, vaesilin kuning atau campurannya dengan malam putih,
dengan malam kuning atau dengan senyawa hidrokarbon lain yang cocok.
- Dasar salep serap
lemak bulu domba : campuran 3 bagian kolesterol, 3 bagian stearil alcohol, 8
bagian malam putih dan 8 bagian vaselin putih; campuran 30 bagian malam kuning dan
70 bagian minyak wijen.
-Dasar salep
yang dapat dicuci dengan air. Emulsi minyak dalam air.
-Dasar salep
yang dapat larut dalam air :Poli etilen glikola atau campurannya.
Basis salep yang
digunakan sebagai pembawa dibagi dalam 4 kelompok :
1. Basis hidrokarbon,
2. Basis absorpsi (basis serap),
3. Basis yang dapatdicucidengan air, dan
4. Basis larut dalam air.
1.2 Tujuan praktikum
1.
Megetahui bentuk sediaan basis lanolin
2.
Mampu membuat basis lanolin
1.3 Alat dan bahan
1.
Alat Bahan
2.
Mortir dan stemper 1. adeps
lanae
3.
Timbangan analitik 2. air aquadest
4.
Gelas ukur 5 ml
5.
Spatula
6.
Pot salep
1.4
Metode praktikum
1.
Setarakan timbangan
2.
Ambil mortir dan stemper
3.
Ambil dan timbang adeps lanae
3,7 g
4.
Ambil dan ukur air aquadest 1,3
g setara dengan 1,3 ml
5.
Masukan adeps lanae kedalam
mortir, kemudian digerus
6.
Masukan aquadest sedikit demi
sedikit
7.
Gerus sampai air terserap
kedalam adeps lanae
8.
Masukan ke dalam pot salep
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
LANOLIN
Lanolin
berbentuk setengah padat, seperti lemak diperolah dari bulu domba (Ovis aries)
merupakan emulsi air dalam minyak yang mengandung air antara 25% sampai 30%.
Berwarna kuning dengan bau yang khas. Jika dipanaskan, lanolin akan terpisah
menjadi dua bagian, dimana bagian atas merupakan minyak dan bagian bawah berupa
air.
Dasar salep
menurut FI IV
1. Dasar salep hidrokarbon
• Juga disebut dasar salep berlemak
• Hanya dapat bercampur dengan sejumlah kecil
komponen berair
• Dimasukkan untuk memperpanjang kontak bahan
obat dengan kulit dan bertindak sebagai pembalut penutup
• Digunakan sebagai emolien, sukar dicuci,
tidak mengering, dan tidak tampak berubah dalam waktu lama.
• Contoh : vaselin, paraffin cair, minyak
nabati.
2. Dasar salep serap
Dibagi dalam 2 kelompok :
• Dasar salep yang bercampur dengan air
membentuk emulsi w/o. Contoh : lanolin anhidrat
• Emulsi w/o yang dapat bercampur dengan
sejumlah larutan air tambahan. Juga berfungsi sebagai emolien.
Contoh : lanolin
Kelebihan dan kekurangan
·
Keuntungan dasar salep absorpsi
ini, walaupun masih mempunyai sifat-sifat lengket yang kurang menyenangkan,
tetapi mempunyai sifat yang lebih mudah tercuci dengan air dibandingkan dasar
salep berminyak.
·
Kekurangan dasar salep ini
ialah kurang tepat bila dipakai sebagai pendukung bahan-bahan antibiotik dan
bahan-bahan lain yang kurang stabil dengan adanya air.
Suatu dasar salep yang ideal mempunyai
sifat-sifat sebagai berikut :
1.
Tidak menghambat proses
penyembuhan luka/penyakit pada kulit tersebut.
2.
Di dalam sediaan secara fisik
cukup halus dan kental.
3.
Tidak merangsang kulit.
4.
Reaksi netral, pH mendekati pH
kulit yaitu sekitar 6-7.
5.
Stabil dalam penyimpanan.
6.
Tercampur baik dengan bahan
berkhasiat.
7.
Mudah melepaskan bahan
berkhasiat pada bagian yang diobati.
8.
Mudah dicuci dengan air.
9.
Komponen-komponen dasar salep
sesedikit mungkin macamnya.
10.
Mudah diformulasikan/diracik
Kualitas dasar salep yang baik adalah:
1.
Stabil, selama dipakai harus
bebas dari inkompatibilitas, tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembaban kamar.
2.
Lunak, semua zat yang ada dalam
salep harus dalam keadaan halus, dan seluruh produk harus lunak dan homogen.
3.
Mudah dipakai
4.
Dasar salep yang cocok
5.
Dapat terdistribusi merata
2.2
Perhitungan dosis
Adeps lanae 75 % = 75 X 5 g =
3,75 g = 3,7 g
100
Air aquadest 25 % = 25 X 5 g
= 1,25 g = 1,3
g
100
2.3
Pembahasan hasil praktikum
Pada praktikum pembuatan basis lanolin yang mudah menyerap dengan menggunakan adeps lanae
75 % sebesar 3,7 g dan air aquadest 25 % 1,3 ml dengan proses pencampuran
langsung adeps lanae dan air yang digerus sampai air terserap, setelah itu
jadilan sediaan untuk basis lanolin yang diinginkan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dalam praktikum kali ini untuk pembuatan basis lanolin menggunakan
adeps lanae 3,7 g dan air aquadest 1,3 ml. Dengan memanfaat kan kelebihan dari
lanolin yang mudah menyerap air dan mudah untuk dicuci
DAFTAR PUSTAKA
Kak ituu 5 gramnya drimana yaa kak?
BalasHapus